Saturday, June 26, 2010

Dayah Jeumala Amal

Pernah terpikirkan untuk lari dari keseharian yang sepertinya membuat kepala pecah. Pernah terencana untuk pulang selamanya dan bertekat untuk tidak kembali karena teman yang tidak kita senangi, sesungguhnya ya Akhi wa Ukhti.. benar-benar rugi jika semua itu terjadi.
Mata yang masih rapat terkatup di paksa untuk terbuka, kaki yang masih terasa penat dipaksa untuk berjalan, mimpi yang belum terselesaikan dipaksa untuk ennyah dari kepala, Al-Quran telah terbuka dan memaksa kita untuk mengeluarkan suara, parau memang tapi hati yang tadinya terhempit oleh kesesalan jadi lapang terbuka damai.
Perputaran jam terasa lama, sehari serasa seminggu, seminggu serasa sebulan, sebulan serasa setahun. Tapi kini telah 3 tahun,Tapi kini telah 6 tahun, waktu yang dulu terasa lama, detik-detik yanag tersa panjang dan saat ini yanag kita inginkana hanyalah waktu dapat terulur kembali. Sesal berurutan membayang nasehat-nasehat belum terlaksanakan, kemampuana yang terasa kurang, apa yang kita bawa supaya orang tua kita bangga dengan kemampuan kita, sholeh dengan budi pekerti yang luhur.
Dulu kaki yang terasa berat untuk memasuki Dayah Jeumala Amal ini kini berat untuk kita meninggalkannya, tak ada habisnya menghapus air mata. Kopi yang dulu terasa pahit kini terasa manisnya, kegiatan yanag hampir membuat kepala pecah dan kini kita rindukan kembali. Terpaan, goncangan, cobaan dan paksaan menjadikan kebiasaaan yang sehari-hari kita lakukan kini berat untuk kita tinggalkan.
Bangga rasanya pernah hidup dimedan berat ini, serasa seorang laskar yang siap berperang dengan pedang dan panahnya. Bangga pernah di terpa, bangga pernah dicoba, bangga pernah dipaksa, kenangan yang membuat tersenyum, kenangan yang membuat kita menangis dan kenangan yang tidak pernah mungkin terlupakan untuk selamanya.

Syair Likok Pulo -Aneuk Nanggroe-

Syair Likok Pulo Hai aneuk nyoe Lahem hai adoe e’.. Salamu’alaikum (Allah) Lahem hai adoe e’.. Jame baro trok (Allah) Lahem hai adoe ...